Bagaimana jika perempuan berjabat tangan dengan laki-laki ? Syekh az-Zandani menjawab bahwa ilmu anatomi mengatakan bahwa ada lima juta sel yang menutupi permukaan tubuh. Setiap satu sel dari sel-sel ini memindahkan perasaan-perasaan. Jika tubuh perempuan menyentuh tubuh laki-laki, terjadilah hubungan yang membangkitkan syahwat diantara keduanya.
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Malik, Imam Ahmad bin Hanbal, dan lainnya bahwa Nabi SAW, bersabda, "Sungguh, aku tidak berjabat tangan dengan perempuan. Sungguh, perkataanku kepada satu perempuan adalah (sama halnya seperti) perkataanku kepada seratus perempuan.
Syekh az-Zandani menambahkan bahwa ilmu anatomi juga menyebutkan indra penciuman (yang sangat peka terhadap rangasangan). Penciuman telah disusun sedemikian rupa sehingga dengan sistem-sistem (alat) syahwat. Jika seorang laki-laki-atau perempuan mencium aroma lawan jenisnya, hal ini akan merambah pada saraf-saraf syahwat.
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan an-Nasa'i bahwa Nabi SAW bersabda, "Perempuan manapun yang memakai wewangian lalu melewati suatu kaum agar mereka mencium aromanya, dia adalah pezina."
Begitu juga dengan pendengaran dan sistem (alat) pendengaran, ia berkaitan dengan sistem-sistem syahwat. Jika seorang laki-laki atau perempuan bersuara dengan nada/suara tertentu yang membangkitkan syahwat atau bersuara mendayu-dayu, semua ini bergerak ke sistem-sistem syahwat pendengaran!
Ini adalah perkataan para ahli anatomi dari hasil penelitian dan analisis mereka dengan menggunakan alat-alat myang mereka miliki. Kami mengucapkan Subhanallah, Dia Mahabijaksana telah menjaga laki-laki mukmin dan perempuan mukminah dengan menutup pintu-pintu setan dan jalan jalan kerusakan. Dia berfirma,
فَلَاتَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ
"... Maka janganlah kamu tunduk (melembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya..." (QS. al-Ahzab: 32).
Begitu juga pandangan yang menggerakkan sistem syahwat. Setiap kali bertambah, syahwat dan ketergantunagn pun bertambah. Allah berfirman,
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS.an-Nur: 30).
Dalam hadits hasan yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan Abu Dawud dari Ibnu Buraidah dari bapaknya bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada Ali ra, "Wahai Ali, janganlah kamu ikuti pandangan (pertama) dengan pandangan (berikutnya). Sunguh, (pandangan) pertama itu boleh untukmu, (tetapi tidak untuk) selanjutnya."
Solusi bagi orang yang melihat perempuan dan mengkhawatirkan timbulnya fitnah adalah mengambil pelajaran dari hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melihat perempuan. Beliau lalu mendatangi istrinya, Zainab, yang ketika itu sedang menggosok kulit yang akan disamak. Beliau memenuhi hajatnya kemudian keluar kepada para sahabatnya dan bersabda, "Sesungguhya, perempuan itu datang dalam rupa setan dan berpaling dalam rupa setan. Jika salah seorang diantara kamu melihat perempuan, hendaklah ia mendatangi istrinya karena yang demikian itu menolak apa yang (bergejolak) dalam jiwanya." (HR. Muslim).
Imam an-Nawawi berkata bahwa Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya, perempuan menghada dalam rupa setan dan berpaling dalam rupa setan." (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain, beliau bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian dikagumi oleh perempuan lalu perempauan ini membekas dalam hatinya, hendaklah ia menuju istrinya dan bersetubuh dengannya karena yang demikian ini menolak apa yang sedang (bergejolak) dalam hatinya." (Riwayat ini menjelaskan riwayat yang pertama).
Hadits tesebut menjelaskan bahwa orang yang melihat perempuan lalu syahwatnya bangkit, ia disunahkan menadatangi istrinya atau budak perempuannya-jika memilikinya-lalu bersetubuh dengannya untuk menolak syahwatnya, menenangkan nafsunya, dan memfokuskan hatinya terhadap tujuannya.
Mengenai sabda Nabi SAW "perempuan menghadap rupa setan dan berpaling dalam rupa setan", para ulama mengatakan bahwa maknanya adalah isyarat pada hawa nafsu dan ajakan fitnah terhadapnya karena Allah telah menjadikan laki-laki cenderung kepada perempuan, merasa nikmat memandang mereka dan segala yang berkaitan dengannya. Perempuan itu seperti setan dalam hal mengajak pada keburukan dengan membuatnya waswas dan memperhiasnya. Dari sisni dapat digali hukum bahwa perempuan hendaknya tidak berada di antara kaum laki-laki kecuali karena darurat dan hendaknya kaum laki-laki menahan pandangannya terhadap perempuan secara mutlak.
Para ulama mengatakan bahwa perbuatan Nabi ini adalah penjelasan dan petunjuk bagi para sahabat tentang yang seharusnya mereka lakukan. Beliau mengajari mereka dengan perkataan dan perbuatan. Hadits tersebut juga menunjukan bahwa laki-laki boleh meminta berhubungan seks kepada istrinya di waktu siang dan di waktu lainnya walaupun sang istri sedang sibuk dalam pekerjaan yang mungkindia tinggalkan karena jika syahwat laki-laki yang bergejolak itu tidak segera disalurkan dengan benar, terkadang akan menimbulkan mudarat pada tubuh, jantung, dan pandangannya. Wallahu a'lam.
Translate
Sabtu, 13 April 2013
Senin, 08 April 2013
BEBERAPA MANFAAT AL-QUST AL-BAHRI DAN AL-QUST AL-HINDI (COSTUS SPECIOUSUS)
Rasulullah SAW bersabda, "Seseungguhya, pengobatan yang paling ideal kalian lakukan adalah dengan bekam dan al-qust (costus)." (HR. Bukhari).
Rasulullah SAW juga bersabda, "Dengan apa kalian menekan anak-anak kalian karena penyakit 'ilaq. Hendaknya kalian mempergunakan costus ini sebab pada batang tersebut terdapat tujuh obat kesembuhan yang diantaranya adalah radang selaput dada. Caranya, diteteskan pada hidung untuk mengobati radang tenggororkan dan diminumkan lewat mulut untuk mengobati radang selaput dada." (HR. Muttafaq 'alaih).
Kata al-qust sama dengan al-'ud atau 'batang'. Dengan begitu, bisa dikatakan al-qust al-bahri atau al-'ud al-bahri. Sebutan ini biasa dipakai di India. Al-qust ada dua macam. Pertama, al-qust al-bahri (Costus arabicus) disebut juga batang putih, yang berwarna putih dan manis rasanya . Kedua, al-qust al-hindi (Costus woodsonii) biasa disebut batang hitam, berwarna hitam dan pahit rasanya. Batang al-qust al-hindi ini lebih terasa lebih panas dibandingkan al-qust al-bahri.Batang ini di ambil dari pohon bernama al-qust (Costus) yang tingginya mencapai 1,5 meter, berdaun banyak, bertangkai, dan berakar. Habitat pohon ini berasali dari India. Bagian pohon yang biasa dipergunakan sebgai obat adalah kulit akar-akarnya yang berwarna putih atau hitam.
Pohon ini disebut juga al-bahri karena biasanya orang-orang Arab mengambil pohon ini melalui perjalanan laut. Sementara itu, bentuk al-hulwi (manis) atau al-murr (pahit) berkaitan dengan rasanya.
Rasulullah SAW juga bersabda, "Dengan apa kalian menekan anak-anak kalian karena penyakit 'ilaq. Hendaknya kalian mempergunakan costus ini sebab pada batang tersebut terdapat tujuh obat kesembuhan yang diantaranya adalah radang selaput dada. Caranya, diteteskan pada hidung untuk mengobati radang tenggororkan dan diminumkan lewat mulut untuk mengobati radang selaput dada." (HR. Muttafaq 'alaih).
Kata al-qust sama dengan al-'ud atau 'batang'. Dengan begitu, bisa dikatakan al-qust al-bahri atau al-'ud al-bahri. Sebutan ini biasa dipakai di India. Al-qust ada dua macam. Pertama, al-qust al-bahri (Costus arabicus) disebut juga batang putih, yang berwarna putih dan manis rasanya . Kedua, al-qust al-hindi (Costus woodsonii) biasa disebut batang hitam, berwarna hitam dan pahit rasanya. Batang al-qust al-hindi ini lebih terasa lebih panas dibandingkan al-qust al-bahri.Batang ini di ambil dari pohon bernama al-qust (Costus) yang tingginya mencapai 1,5 meter, berdaun banyak, bertangkai, dan berakar. Habitat pohon ini berasali dari India. Bagian pohon yang biasa dipergunakan sebgai obat adalah kulit akar-akarnya yang berwarna putih atau hitam.
Pohon ini disebut juga al-bahri karena biasanya orang-orang Arab mengambil pohon ini melalui perjalanan laut. Sementara itu, bentuk al-hulwi (manis) atau al-murr (pahit) berkaitan dengan rasanya.
Pendalaman Hadits Ditinjau dari Sisi Kedokteran
Batang al-qust (Costus) mengandung bahan helenin dan asam benzoat yang keduanya merupakan materi yang dapat membersihkan bakteri. Karena itu, batang ini dapat digunakan untuk mengobati radang amandel, radang uvula (bagian langit-langit yang menonjol ke bawah), serta radang saluran antara rongga mulut dan kerongkongan.
Selain itu, batang ini juga bermanfaat untuk mengobati pembengkakan pada selaput paru-paru dan selaput dada akibat bakteri. Hal ini sebagaimana manfaat batang lainnya yang mengandung bahan-bahan yang dapat membersihkan dan membunuh bakteri.
Kombinasi pengobatan bekam dengan penggunaan batang al-qust memiliki nilai penting dalam dunia pengobatan. Kandungan asam bezoat dan helenin pada batang yang dapat membersihkan dan membunuh bakteri, berguna untuk mensterilkan bakteri yang mungkin pada pisau bedah dalam pengobatan bekam. Carana, yaitu dengan mengolesi pisau bedah tersebut menggunakan batang al-qudsi. Hal ini juga dapat mensterilkan bakteri yang menyerang luka akibat pisau bedah. Manfaat kombinasi ini adalah mencegah terjadinya cacat dan mengobati bekas luka.
Dalam bukunya at-Tibb min al-Kitab wa as-Sunnah, Muwaffiqud din al-Baghdadi mengatakan bahwa dalam kombinasi antara pengobatan bekam dan pengguanaan batang al-qust terkandung rahasia yang luar biasa. Apabila pisau bedah tersebut diolesi dengan batang, tidak akan terjadi bekas (luka) pada kulit. Hali ini merupakan salah satu keajaiban kedokteran.
Adapun larangan menekan tenggorokan dan amandel yang terkena radang dengan jari-jemari merupakan petujunk Rasulullah SAW untuk mengoreksi kesalahan yang banyak terjadi dalam pengobatan tradisional. Penekanan radang-radang tersebut tidak memberikan manfaat apapun dan sangat membahayakan. Selain sangat menyakitkan, penekanan ini kadang mengakibatkan pendarahan dan membuat radang dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh disekitarnya.
BURUNG HANTU DAN PANDANGAN ORANG ARAB
Ada sebuah ungkapan kuno, "Ikutilah burung hantu kemana karena ia akan menunjukkan kepadamu dimana terjadi kerusakan." Di antara mitos bangsa Arab sebelum datangnya Islam bahwa tidak ada seorang pun yang mati atau terbunuh keuali ada seekor burung hantu yang keluar dari kepalanya. Jika seseorang dibunuh dan tidak dituntut balas, burung hantu akan berteriak di atas kuburannya, "Beri aku minum karena aku sangat haus."
Dahulu, bangsa Arab memandang burung hantu sebagai burung kesialan dan mereka menjadikannya sebagai pertanda akan adanya kesialan. Berikut ini sebuah kisah terkenal yang diriwayatkan dari Khalifah al-Ma'mun. Pada suatu hari, al-Ma'mun melihat-lihat dari atas istana lalu ia melihat seorang laki-laki sedang berdiri sambil menulis sesuatu di tembok istana dengan sepotong arang. Al-Ma'mun lalu menyuruh seorang pengawal untuk menemui laki-laki tersebut dan menangkapnya sambil memerhatikan apa yang tadi ia tulis.
Ternyata tulisan tersebut adalah,
"Istana yang didalamnya terkupul kesialan dan kecaman, kapankah seekor burung hantu bersarang di tiang-tiangmu. Pada hari dimana seekor burung hantu bersarang didalam dirimu (istanamu) karena kegembiraanku, aku adalah orang yang pertama mengummkan kematianmu."
Ketika laki-laki tersebut telah ada dihadapannya, al-Ma'mun berkata, "Celakalah kamu! Apa yang mendorongmu melakukan hal itu ?". Laki-laki tersebut berkata, "Aku lewat di dekat istana yang besar ini dalam keadaan lapar lalu aku berkata dalam hati, 'Seandainya istana ini hancur, pasti aku bisa menemukan sisa-sisa marmer, kayu, atau paku yang bisa aku jual dan hasil penjualannya aku beli makanan. Al-Ma'mun kemudian memerintahkan untuk memberikan uang seribu dinar kepada laki-laki tersebut setiap tahunnya selagi istana masih dihuni. Ketika ditanya tentang burung hantu, beliau bersabda: "Tidak ada penularan penyakit, tidak ada kesialan, dan tidak ada (perwujudan) burung hantu." (HR. Muslim)
Ilmu pengetahuan telah menguatkan apa yang dijelaskan oleh hadits tersebut berupa larangan menjadikan burung hantu sebagai pertanda kesialan karena sebenarnya burung hantu sangat penting bagi lingkungan. Allah SWT telah menjadikan burung hantu dan binatang-binatang lainnya sebagai "pengaman" yang mengendalikan dan menekan jumlah populasi hewan pengerat dan perusak tanaman di dalam suatu lingkungan. Burung hantu adalah burung pemangsa jenis tikus, ular, bermacam serangga, dan burung pipit. Dalam satu tahun, biasanya burung hantu memangsa tikus dalam jumlah cukup besar, mencapai sekitar 5.000 ekor tikus.
Metode berburu sebagian spesies burung hantu bisa dikatakan metode terbaru yang memiliki target khusus, terarah, dan terencana karena ia memilih kelinci yang sendirian, lemah, dan sakit sebagai sasarannya sehinga bisa membatasi jumlah populasi dan mencegah penyebaran penyakit. Pada awal tahun '50-an terjadi epidemi yang menyerang kelinci di belahan dunia Eropa, namun kelinci yang berada di kawasan selatan Spanyol tidak terkena epidemi tersebut. Ternyata hal ini disebabkan adanya berbagai spesies burung hantu pemangsa yang ditemui di daerah tersebut. Jika seekor burung hantu bisa memangsa 15 ekor tikus setiap hari, kita bisa membayangkan betapa besar manfaatnya bagi produksi pertanian.
Dahulu, bangsa Arab memandang burung hantu sebagai burung kesialan dan mereka menjadikannya sebagai pertanda akan adanya kesialan. Berikut ini sebuah kisah terkenal yang diriwayatkan dari Khalifah al-Ma'mun. Pada suatu hari, al-Ma'mun melihat-lihat dari atas istana lalu ia melihat seorang laki-laki sedang berdiri sambil menulis sesuatu di tembok istana dengan sepotong arang. Al-Ma'mun lalu menyuruh seorang pengawal untuk menemui laki-laki tersebut dan menangkapnya sambil memerhatikan apa yang tadi ia tulis.
Ternyata tulisan tersebut adalah,
"Istana yang didalamnya terkupul kesialan dan kecaman, kapankah seekor burung hantu bersarang di tiang-tiangmu. Pada hari dimana seekor burung hantu bersarang didalam dirimu (istanamu) karena kegembiraanku, aku adalah orang yang pertama mengummkan kematianmu."
Ketika laki-laki tersebut telah ada dihadapannya, al-Ma'mun berkata, "Celakalah kamu! Apa yang mendorongmu melakukan hal itu ?". Laki-laki tersebut berkata, "Aku lewat di dekat istana yang besar ini dalam keadaan lapar lalu aku berkata dalam hati, 'Seandainya istana ini hancur, pasti aku bisa menemukan sisa-sisa marmer, kayu, atau paku yang bisa aku jual dan hasil penjualannya aku beli makanan. Al-Ma'mun kemudian memerintahkan untuk memberikan uang seribu dinar kepada laki-laki tersebut setiap tahunnya selagi istana masih dihuni. Ketika ditanya tentang burung hantu, beliau bersabda: "Tidak ada penularan penyakit, tidak ada kesialan, dan tidak ada (perwujudan) burung hantu." (HR. Muslim)
Ilmu pengetahuan telah menguatkan apa yang dijelaskan oleh hadits tersebut berupa larangan menjadikan burung hantu sebagai pertanda kesialan karena sebenarnya burung hantu sangat penting bagi lingkungan. Allah SWT telah menjadikan burung hantu dan binatang-binatang lainnya sebagai "pengaman" yang mengendalikan dan menekan jumlah populasi hewan pengerat dan perusak tanaman di dalam suatu lingkungan. Burung hantu adalah burung pemangsa jenis tikus, ular, bermacam serangga, dan burung pipit. Dalam satu tahun, biasanya burung hantu memangsa tikus dalam jumlah cukup besar, mencapai sekitar 5.000 ekor tikus.
Metode berburu sebagian spesies burung hantu bisa dikatakan metode terbaru yang memiliki target khusus, terarah, dan terencana karena ia memilih kelinci yang sendirian, lemah, dan sakit sebagai sasarannya sehinga bisa membatasi jumlah populasi dan mencegah penyebaran penyakit. Pada awal tahun '50-an terjadi epidemi yang menyerang kelinci di belahan dunia Eropa, namun kelinci yang berada di kawasan selatan Spanyol tidak terkena epidemi tersebut. Ternyata hal ini disebabkan adanya berbagai spesies burung hantu pemangsa yang ditemui di daerah tersebut. Jika seekor burung hantu bisa memangsa 15 ekor tikus setiap hari, kita bisa membayangkan betapa besar manfaatnya bagi produksi pertanian.
Selasa, 02 April 2013
PERKEMBANGAN JANIN
Syekh az-Zindani pernah mengatakan sebagai berikut.
Suatu ketika, kami bertemu salah seorang ilmuwan besarAmerika bernama Prof.
Marshal Johnson, Profesor Emeritus Anatomi dan Perkembangan Biologi di Thomas
Jefferson, Philadelphia University, Pennsylvania, Amerika Serikat. Kami berkata
kepadanya ,"Di dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam
beberapa fase (perkembangan manusia sebelum masa kelahiran mengalami beberapa
tahapan). Ketika mendengar perkataan kami yang pada saat itu ia sedang duduk,
ia pun buru-buru berdiri dan bertanya, "Beberapa fase?" Kami
melanjutkan, "Al-Qur'an mengatakan hal itu pada abad ke-7 Masehi. Kitab
ini datang untuk mengatakan bahwa manusia diciptakan dalam beberapa fase."
"Ini tidak mungkin, tidak mungkin!"
uarnya.
Kami kemudian berkata,"Mengapa Anda
berkata seperti itu? Kitab ini (Al-Qur'an) mengatakan,
'Dia mencipakan kamu dari diri yang
satu (Adam) kemudian darinya Dia jadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan
pasang hewan ternak untukmu. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian
demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah,
Tuhan kamu, Tuhan yang memiliki kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka
mengapa kamu dapat berbaling?' (QS. az-Zumar: 6).
Allah berfirman,
'Mengapa kamu tidak takut akan
kebesaran Allah? Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa
tingkatan (kejadian).' (QS. Nuh: 13-14)"
Sang profesor lalu duduk. Setelah
berpikir, ia berkata," Saya mempunyai jawaban. Hanya ada tiga kemungkinan. Pertama, Nabi Muhammad memiliki
mikroskop-mikroskop besar
Yang mampu mempelajari hal-hal ini dan
mengetahui apa yang tidak diketahi oleh manusia. Setelah itu, beliau
menceritakan informasi tersebut.
Kedua, beliau
adalah utusan Allah SWT. Kami berkata,"Kita ambil kemugkinan yang pertama.
Jika beliau mempunyai mikroskop dan alat-alat lainnya, Anda sudah mengetahui
bahwa mikroskop itu membutuhkan lensa, lensa membutuhkan kaca dan percobaan
teknis, percobaaan teknis membutuhkan alat-alat. Sebagian informasi ini hanya
dapat di capai oleh mikroskop elektronik, sementara mikroskop elektronik
membutuhkan listrik, listrik membutuhkan ilmu, ilmu-ilmu ini datangnya tidak
lain dari generasi sebelumnya. Suatu generasi tidak dapat menciptakan semua ini
secara langsung, tetapi generasi sebelumnya harus menemukan ilm-ilmu terlebih
dahulu kemudian ilmu-ilmu tersebut pindah ke generasi setelahnya, dan
seterusnya.
Sang Profesor berkata,"Ini benar dan sulit." Kami
berkata,"Kita anggap hal itu adalah suatu kebetulan, lantas bagaimana
pendapat Anda jika kami katakan bahwa Al-Qur'an tidak menyebutkan hakikat ini
dalam satu ayat saja, tetapi dalam banyak ayat? Al-Qur'an bahkan tidak
menyebutkannya dalam satu ayat atau beberapa ayat secara umum, tetapi
menjelaskan perinciannya setiap fase. Al-Qur'an mengatakan bahwa dalam fase
pertama terjadi proses ini, fase kedua proses itu, dan seterusnya. Apakah ini
suatu kebetulan?"
Kami berkata,"Lalu, apakah dalam hal ini Anda memiliki
penafsiran?" Dia berkata,"Tidak ada penafsiran lain kecuali ini
adalah wahyu dari atas (Tuhan).
Nuftah adalah air mani laki-laki (sperma) dan sel telur perempuan
(ovum). Di antara air mani ada tetesan (qatrah) besar. Setelah
terjadi pencampuran, sel telur kemudian menutup semua pintu sehingga sperma yang
kedua (yang lain) tidak dapat masuk (karena ia segera menghasilkan membran yang
mencegah sperma lain untuk ikut membuahi). Perkara telah di tetapkan. Jika
pembuahan telah selesai, pembentukkan un dimulai. Ini adalah fase pertama
perkembangan janin manusia. Allah SWT berirman,
"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). (QS.
al-Mu'minun: 12-13).
"Celakalah manusia Alangkah kufurnya dia! Dari apakah dia
(Allah) menciptakannya? Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu
menentukannya." (QS.
'Abasa: 17-19).
Siapa yang mengatakan kepada Nabi Muhammad bahwa manusia dengan
segala perinciannyantelah ditentukan didalam nutfah? Diantara yang
ditentukan-Nya juga adalah jenis kelamin manusia, apakah laki-laki atau
perempuan. Kita pun menjadi paham bahwa segala sesuatu (sifat, warna kulit,
model rambut) ditetapkan di dalam nutfah.
Apakah dapat terbayang dalam diri seorang manusia bahwa ketika
nutfah dikeluarkan, masa depannya telah ditentukan, termasuk jenis kelamin,
laki-laki atau perempuan? Siapa yang memberi tahukan informasi-informasi
tersebut kepada Nabi Muhammad? Tentu, tidak lain adalah Allah SWT. Ini adalah
pembawa gen yang terdapat dalam nutfah tersebut. Ini baru diketahui setelah
ditemukannya mikroskop elektron pada tahun 1940-an. Artinya, informasi tersebut
baru diketahui setengah abad lalu!
Kita mengetahui bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan telah
terbentuk di dalam nutfah. Ini berarti pada awa-awal abad dua puluh, semua
manusia tidak mengetahui bahwa jenis kelamin laki-laki dan perempuan telah
ditetapkan dalam nutfah. Akan tetapi, kitab yang telah diturunkan lima belas
abad yang lalu ini telah menetapkan hal tersebut dengan jelas. Coba periksa
kitab-kitab tafsir. Seluruhnya telah menetapkan hal ini karena mengimani apa
yang di bawa oleh kitab tersebut (Al-Qur'an).
Langganan:
Postingan (Atom)